Jumat, 27 Mei 2011

Legenda Narsisus

Foto sana foto sini sambil gaya sana gaya sini ? hehehehe itulah gejala yang sering di alami saat ini bahkan udah mulai menyebar dengan luas layaknya flu babi....

yup narsisisme ato narsisme ato yang biasa di dengar dengan sebutan yang udah gak asing lagi di telinga kita ? narsis loe ?!!!!? ternyata ada sejarahnya lho ?jadi jangan asal narsis ato ngatain orang narsis kalo emang lum tau sejarahnya.just share aja biar semuanya ngerti n tau sejarah nya



Narcissus atau Narsisus jatuh cinta terhadap dirinya sendiri. Lukisan karya Michelangelo Caravaggio.

Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir bahkan Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam hubungannya dengan orang lain. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis. (Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh.)


Legenda Narsisus

Di kota Thebes hiduplah seorang peramal yang amat terkenal. Tiresias namanya. Ramalannya selalu tepat. Banyak orang datang kepadanya minta ramalan, petunjuk, dan nasihat.
Adalah peri, mempunyai anak laki-laki bernama Narsisus. Peri itu bertanya pada Tiresias, apakah anaknya dapat hidup sampai tua. Peramal itu menjawab, ?Bisa, asal ia tidak pernah mengenal dirinya sendiri.?


Sampai lama sekali, ramalan itu seakan-akan tidak mempunyai arti apapun.
Ketika Narsisus berumur enam belas tahun, ia disukai oleh banyak anak muda dan dicintai oleh banyak gadis. Tetapi ia terlalu sombong, tidak mau memperhatikan orang lain.


Sekali peristiwa, ketika ia bersama teman-temannya sedang memburu seekor rusa, peri Ekho melihatnya. Ekho tidak dapat bercakap-cakap, tapi juga tidak dapat berdiam diri kalau ada orang sedang bercakap-cakap. Ia hanya dapat mengucapkan kata-kata terakhir kalimat yang diucapkan orang lain. Ini akibat kutukan Yuno. Konon Yuno sangat marah kepada Ekho, karena Ekho mengajak berbicara terlalu lama untuk mengorek keterangan apa yang sedang dilakukan oleh suami Yuno, Yupiter.


Ketika dilihatnya Narsisus berjalan-jalan di dalam rimba, Ekho jatuh cinta. Dengan sembunyi-sembunyi ia mengikuti jejak Narsisus. Betapa besar keinginannya hendak mengajak berbicara dan membisikkan kata-kata yang lembut ke telinga Narsisus. Tetapi hal itu tidak dapat dilakukannya. Ia tidak mampu berbicara terlebih dahulu. Ia hanya dapat menunggu sampai Narsisus berbicara, lalu mengikuti dengan kata-katanya sendiri.


Pada suatu ketika,
Narsisus terpisah dari teman-temannya. Ia pun berseru, ?Apakah ada orang di sini??


Ekho menjawab, ?Di sini!?
Narsisus melihat ke sekeliling dengan heran. ?Datanglah kemari!? teriaknya.
Sahut Ekho, ?Datanglah kemari!?


Sekali lagi Narsisus memandang ke sekeliling dan seorang pun tak ada yang muncul. Ia berseru lagi, ?Mengapa engkau menghindari aku?? Sekali lagi kata-kata yang sama terdengar olehnya. Ia berdiri tegak dan berdiam diri, bertanya dalam hati, suara siapakah gerangan itu. Lalu ia berseru, ?Mari kita bertemu di sini!?


?Bertemu di sini!? jawab Ekho, lalu keluar dari tempat persembunyiannya, menghampiri Narsisus. Ingin sekali ia berdampingan. Tetapi Narsisus lari, sambil berseru, ?Jangan sentuh aku! Lebih baik aku mati sebelum engkau menyentuh aku!?
?Sebelum engkau menyentuh aku!? sahut Ekho. Dan Ekho pun tidak dapat berbicara lebih lanjut.




Cintanya ditolak. Hal itu dirasakannya sebagai penghinaan. Ia bersembunyi di hutan. Ditutupinya wajahnya yang kemerah-merahan karena malu dengan dedaunan. Kemudian ia hidup sendiri di gua-gua. Cintanya tak padam. Bahkan semakin menyala karena ditempa oleh kesedihan. Karena kurang tidur dan dirundung sedih, badannya semakin susut. Ia makin kurus. Semua zat yang mengandung air di dalam tubuhnya menguap ke udara. Hanya tinggal tulang-tulang dan suaranya. Suaranya masih tetap kedengaran. Tulang-tulangnya menurut cerita orang telah berubah menjadi batu. Ia tetap bersembunyi di hutan-hutan dan tidak pernah terlihat lagi di bukit-bukit. Namun semua orang dapat mendengar suaranya. Suaranyalah yang masih hidup.
Bukan Ekho saja yang telah dihina oleh Narsisus. Juga pemuda-pemuda temannya sendiri. Akhirnya salah seorang pemuda yang menderita karena perlakuan Narsisus, berdoa kepada dewa-dewa, ?Semoga ia jatuh cinta seperti Ekho, tetapi terhadap dirinya sendiri. Dan semoga ia tidak dapat memperoleh apa yang dicintainya!? Doa itu rupanya didengar juga oleh Dewi Nemesis.


Di tengah-tengah rimba ada sebuah kolam dengan air jernih cemerlang. Tempat itu belum pernah dikunjungi oleh gembala atau ternak yang merumput di bukit-bukit. Tidak pernah ada burung yang datang ke sana. Bahkan ranting patah pun yang jatuh dari pepohonan di sekitarnya tidak pernah mengusik ketenangan permukaan air. Di sekitar kolam itu ada tanah datar berumput yang sejuk.


Datanglah Narsisus ke tempat itu. Ia senang melihat keteduhan di tempat itu, lalu berbaring di tepi kolam. Memandanglah mukanya ke permukaan air yang jernih. Tampak bayangan wajah di dalam air. Dipandangnya dengan penuh keheranan. Ia tertegun memandang mata yang cemerlang, pipi yang lembut, leher yang halus seperti gading, dan wajah yang cantik.
Ia tidak mengetahui bahwa yang dipandangnya itu bayangan wajahnya sendiri. Ia pun jatuh cinta kepada wajahnya yang rupawan itu. Dan wajah di dalam air itu pun memandang kepada Narsisus dengan sepenuh cinta kasih.


Tidak puas-puasnya ia memandang bayangan wajahnya sendiri.
Ia bangkit, merentangkan lengannya lalu berseru kepada pepohonan di sekelilingnya, ?O, kalian rimba dan pepohonan! Kalian yang menyaksikan sekian banyak percintaan, adakah orang yang lebih celaka daripada aku? Aku dapat melihat, tetapi tidak dapat menyentuh apa yang aku inginkan. Seakan-akan ada lautan luas yang memisahkan kami berdua. Sebenarnya kami hanya dipisahkan oleh air kolam. Wajahnya selalu memandangku dengan cinta kasih, senantiasa membalas senyumku, bahkan ikut menangis jika aku menangis. Tetapi mengapa ia selalu menghindar dariku??


Dipandangnya lagi bayangannya sendiri dalam air. Ketika air matanya terjatuh di air, bayangan itu tampak gemetar dan terpecah-pecah.
?Jangan tinggalkan aku!? teriak Narsisus.
Demikianlah ia merana di tepi kolam itu.


Ekho, walaupun marah kepada Narsisus, sangat sedih ketika melihatnya. Kalau Narsisus berseru, ?Aduhai!?, Ekho pun mengulangi, ?Aduhai!?


Sambil memandang ke permukaan air, Narsisus berkata mesra, ?Selamat tinggal, wajah yang aku cintai dengan sia-sia!? Lalu Narsisus meletakkan kepalanya di atas rumput. Maut menutupi matanya yang mengagumi keindahan wajahnya sendiri.


Peri-peri di rimba dan di sungai-sungai berduka cita atas kematiannya, sedang Ekho selalu menjawab tangis peri-peri itu. Mereka menyiapkan penguburannya dengan obor-obor dan timbunan kayu bakar. Tetapi tubuh Narsisus tidak dapat ditemukan, walaupun dicari ke mana-mana. Di tempat tubuhnya terbaring, mereka mendapati sekuntum bunga. Warnanya kuning dikelilingi kelopak-kelopak berwarna putih.

Kamis, 26 Mei 2011

Samir Saleh Abdullah Al-Suwailem-IBNU KHATTAB(pahlawan islam abad ini)



“Ketika seorang Panglima Chechnya terluka, itu berarti ia berjuang bahu-membahu bersama pasukannya.” –ibn Khattab
Pemuda yang menjanjikan
Samir Saleh Abdullah Al-Suwailem lebih dikenal dengan nama Ibn Khatab karena kekagumannya pada sosok khalifah, Umar bin Khattab RA. Ia lahir di Arar, kota perbatasan utara Arab Saudi pada 1969. Ayahnya berasal dari Saudi dan Ibunya berdarah Turki. Khattab memiliki 8 saudara dan dibesarkan dalam keluarga yang cukup berada serta terpelajar, dikenal sebagai pemuda yang berani dan kuat. Di sekolah ia pun termasuk anak yang cerdas.
Khattab pergi ke Amerika pada 1987 saat berumur 17 tahun untuk melanjutkan sekolahnya. Namun beberapa tahun kemudian ia terlihat di antara sukarelawan Arab di Afganistan. Tahun 1987 adalah puncak jihad Afganistan melawan Uni Sovyet, di mana pemuda dari belahan negara muslim dunia berbondong-bondong datang ke Afganistan menyambut seruan jihad dari tokoh Islam seperti Sheikh Abdullah Azzam (dibunuh/ 1989), Sheikh Tamim Adnani (meninggal/ 1988) dan Usama bin Ladin.
Prestasi gemilang dan aksi heroik para pejuang Muslim melawan negara-negara adidaya menyulut gelora jihad umat muslim lainnya tak terkecuali Khattab. Ia memutuskan ikut berjihad untuk pertamakalinya ke Afganistan (1987).
Jihad Afganistan
Khattab menuntaskan latihannya di kamp dekat Jalalabad dan berdiri di garis depan. Salah seorang pelatihnya adalah Hassan As-Sarehi, Komandan Operasi Sarang Singa di Jaji, yang terkenal itu. Enam tahun kemudian, Khattab telah menjadi salah satu mujahid yang diperhitungkan dunia. Ia terkenal berani membuka konfrontasi langsung dan pantang menunjukkan rasa sakit saat terluka. Ia muncul di tiap operasi besar di Afganistan (1988-1993) termasuk perebutan Jalalabad, Khost dan kabul.
Khattab kehilangan dua jemari tangan kanannya saat berniat melempar granat rakitan Sejak itu ia tak pernah melepaskan sarung tangannya.
Jihad Tajikistan
Saat Soviet mundur dari Afganistan dan komunis berhasil dikalahkan para Mujahid, Khattab bersama sekelompok kecil teman berangkat ke Tajikistan (1993) setelah mendengar peperangan yang sedang terjadi di sana melawan musuh yang sama. Dua tahun mereka menetap di sana memerangi Rusia di tengah salju di daerah pegunungan berbekal persenjatan dan amunisi yang sangat terbatas.
Bersama pasukannya, Khattab kembali ke Afganistan di awal 1995. Saat itu perang Chechnya baru dimulai dengan warga yang dihinggapi kebimbangan memposisikan antara agama dan perang.
Jihad Chechnya
Khattab tergerak ke Chechnya saat menyaksikan siaran televisi yang memperlihatkan sekelompok orang Chechnya memakai ikat kepala bertuliskan syahadat dan meneriakkan takbir. Ia berhasil masuk Chechnya dengan menjadi reporter televisi. Kefasihannya berbahasa Arab, Rusia, Inggris dan Pashtu membantunya mudah berinteraksi. Bersama teman-temannya sesama mujahid Afganistan, kelompok beranggotakan 8 orang ini sampai di Chechnya pada musim semi 1995. Kelompok Khattab tak hanya melatih penduduk Chechnya tapi juga mujahid yang bergabung dari negara lain. Saat itu sedang bergejolak perang Chechnya yang pertama.
Khattab bertemu Shamil Basayev, seorang pemimpin pejuang Chechnya. Bersama Basayev, Khattab yang menyandang posisi Panglima Pasukan Islam Dagestan, memperjuangkan pendirian negara Islam di Chechnya.
Rangkaian Serangan
Satu operasi penyerangan gemilang saat penyergapan di Shatoi pada 16 April 1996 di mana ia memimpin 50 orang mujahidin menghancurkan satu konvoi pasukan berkendara Rusia yang sedang meninggalkan Chechnya. Sumber resmi militer Rusia mengungkapkan 223 tentara Rusia terbunuh termasuk 23 pejabat tingginya dan menghancurkan seluruh kendaraan pasukan. Lima mujahidin mati syahid dalam operasi tersebut. Boris Yeltsin harus membawa kasus penyerangan itu ke parlemen.
Beberapa bulan kemudian, pasukan Khattab menyerang sebuah barak militer Rusia, menghancurkan helikopter-helikopter tempur dengan tank. Satu pasukannya juga bergabung bersama operasi penyerangan Grozny yang dipimpin Basayev pada Agustus 1996.
Khattab muncul pada 22 Desember 1997, menggerakkan satu pasukan berjumlah 100 orang mujahidin Chechnya dan negara lain, masuk ke daerah Rusia dan menyerang markas-markas Brigadir motor tempur militer Rusia. Penyerangan ini mengakibatkan 300 kendaraan hancur dan banyak tentara Rusia yang tewas. Dua mujahidin mati syahid termasuk seorang komando senior Afganistan, Abu Bakar Aqidah. Seluruh pasukan Rusia mundur dari Chechnya pada musim gugur 1996. Ini adalah sebagian penyerangan dari sejumlah operasi yang berhasil memukul mundur Rusia di Chechnya (Khartashoi, 1995; Shatoi, 1996; Yashmardy, 1996) dan dalam daerah Rusia sendiri (Dagestan, 1997 hingga 1999).
Saat perang Chechnya II, pada 29 Pebruari 2000 Khattab mengutus pasukan di bawah komando Amir Abu al-Walid menyerang pasukan parasut Rusia. Sebanyak 86 prajurit Rusia tewas. Pada 29 Maret 2000, Khattab menghabisi 34 pasukan elite Rusia OMON yang berkonvoi, sebanyak 9 tentara ditawan lalu dieksekusi.
Taktik Media
Khattab pernah mengatakan: “Allah memerintahkan kita memerangi orang kafir dengan apa yang mereka perangi terhadap kita. Mereka memerangi kita dengan media dan propaganda, jadi kita harus memerangi mereka juga dengan media kita.” Karena itu ia selalu memfilmkan tiap orang dan tiap operasi penyerangannya. Khattab memiliki perpustakaan berisi ratusan video mulai dari pertempurannya di Afganistan, Tajikistan dan Chechnya. Ia yakin kata-kata saja belum cukup menjawab tuduhan palsu media-media musuh, juga harus dibuktikan dengan rekaman video. Ia sempat mengabadikan penghancuran pasukan Rusia dalam operasi Dagestan pada Agustus 1999 yang menunjukkan ratusan mayat-mayat tentara Rusia, beberapa kali lipat banyaknya dari jumlah laporan resmi militer Rusia yang hanya menyebutkan 40 tentara tewas.
Pemimpin alami
Khattab sering disebut-sebut sebagai Khalid bin Walid masa kini. Ia yakin sepenuhnya bahwa ajal akan datang menjemput bila sudah waktunya, tidak terlambat atau lebih satu menit pun. Ia berhasil lolos dari beberapa usaha pembunuhan. Yang paling nyaris adalah saat truk besar Rusia yang dikendarainya dibom pasukan Rusia. Truk tersebut hancur berkeping-keping namun Khattab selamat tanpa luka segores pun.
Di balik aksi garangnya di medan jihad, Khattab begitu perhatian pada anak buahnya. Ia juga selalu memastikan penduduk sipil tidak terganggu dan terluka. Tidak seperti sebagian besar tokoh tokoh pejuang Arab yang sarat pengetahuan religius atau kaum intelektual, Khatab hanya seorang pemimpin alami yang mengikuti kata hatinya. Ia memiliki satu tim calon pemimpin yang sangat terlatih dan mampu menggantikannya bila ia terbunuh.
Pembunuhan licik
Kontak terakhir Khattab dengan keluarganya, tiga bulan sebelum wafat 19 Maret 2002. Ia hanya mengunjungi Arab Saudi dua kali sejak jihad Afganistan. Khattab tewas akibat menghirup gas beracun dari surat yang disusupi Rusia’s Federal Security Service. Menurut pakar racun Moskow dan London, amplop surat tersebut kemungkinan telah disemprot neurotoksin yang menyerap ke tubuh melalui kulit dan dengan cepat menyebabkan serangan jantung atau susah bernapas. Orang yang paling dicurigai bertanggung jawab atas pengkhianatan itu adalah Ibrahim Alauri, teman terdekatnya. Khattab disebutkan menikahi seorang wanita Dagestan dan memiliki tiga orang anak.
Media kafir telah menciptakan figur Khattab sebagai seorang teroris. Namun di mata para pejuang Allah dan sebagian besar umat muslim seluruh dunia, ia adalah salah seorang pemimpin yang berani melawan cengkeraman kuku-kuku imperialisme dan inspirasi bagi siapapun yang membela agama Allah.
 

Samir bin Shalih bin Abdullah As-Suwailim

Nama aslinya adalah atau lebih dikenal dikalangan mujahidin dengan nama samaran Ibnu Khattab atau Amir Khattab. Lahir pada 1389 H. di kota 'Ar'ar, utara Saudi. Dibesarkan oleh keluarga baik dan terpilih, yang dikenal dengan keberanian dan kecerdasannya. Tinggal di kota ini sampai selesai duduk di kelas empat sekolah dasar, kala itu umurnya baru 10 tahun. Setelah perang pertama yang terjadi di Afganistan, beliau tinggalkan bangku sekolah.
Beliau menikah dengan wanita dari Dagestan dan dikaruniai tiga anak, Sarah berusia 5 tahun, Shalih berusia 3 tahun, dan Sajidah berusia satu tahun setengah.
Beliau memiliki hubungan kuat dengan para syaikh yang dijadikan rujukan oleh para mujahidin semisal Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, Syaikh Muhammad Al-Utsaimin dan Syaikh Hamud Al-Uqla rahimahullah. Sering ia meminta fatwa mereka dalam urusan jihad, ilmu dan dakwah.

Peperangan yang pernah diikuti

  • Afghanistan
Bergabung dalam jihad Afghan tahun 1408 H, persis sesudah bulan Ramadhan dan meninggalkan studinya di Serikat Aramco Petrol. Menetap di Afghanistan sampai akhir tahun 112 H, tapi dalam masa itu beliau pernah pulang ke Arab Saudi untuk mengobati luka yang menimpanya pada salah satu peperangan di Afghanistan.
Ketangkasan dan kepandaiannya nampak ketika beliau tinggal di kota Logar di Afghanistan. Ia dipercaya untuk membawahi Detasemen Uhud dalam sebuah operasi pertempuran. Akhirnya detasemen ini dijadikan percontohan baik dan ditiru oleh detasemen mujahidin lainnya.

  • Tajikistan
Sesudah menghabiskan perjalanan jihadnya di Afghanistan pada tahun 1993 masehi, beliau pindah ke Tajikistan berjihad melawan Rusia selama dua tahun. Sampai pada suatu pertempuran di Tajikistan, dua jemari tangannya yang kanan putus akibat terkena granat. Kawan-kawan mujahidin menyarankannya untuk berobat ke Peshawar, akan tetapi saran itu tidak diterimanya dan luka yang ada beliau balut dengan madu. Hingga syahidnya balutan itu tetap melekat di tangannya.
Setelah dua tahun berjihad di Tajikistan, beliau dan beberapa temannya kembali ke Afghanistan pada permulaan tahun 1995 masehi, dan ketika itu adalah awal peperangan di Chechnya. Hatinya tersentuh saat beliau di Afghanistan sedang menyaksikan berita di Chechnya lewat satelit parabola, sampai beliau mengatakan : "Ketika aku melihat sekelompok pasukan Chechnya yang berikat kepala La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah dan meneriakkan Allahu Akbar, aku jadi mengetahui kalau di Chechnya ada jihad. Dan aku memutuskan wajib bagiku untuk pergi ke tempat mereka.

  • Chechnya
Pada tahun 1995, ia yang menguasai empat bahasa : Arab, Rusia, Inggris dan Pastun bersama delapan mujahidin lainnya berangkat ke Chechnya. Di awal masuknya ke Chechnya beliau tidak mengetahui sama sekali negeri tersebut. Akhirnya menyamar menjadi reporter sebuah stasiun televisi. Bertanya kepada mereka dengan beberapa pertanyaan. Demikian pula yang ia lakukan saat perjumpaan awalnya dengan Shamil Basayev, selaku komandan tertinggi mujahidin Chechnya.
Empat tahun berjihad di Chechnya dengan metode yang diracik dari pengalaman jihad mereka di Afghanistan dan Tajikistan, ternyata membuahkan hasil bahwa tentara Rusia yang terbunuh selama 3 tahun di Chechnya lebih besar dibanding yang terbunuh di Afghanistan dalam kurun waktu 10 tahun. Pasukan yang dipimpin Khattab ini juga ikut andil dalam menggempur Grozny pada Agustus 1996, dipimpin langsung oleh Shamil Basayev.

 Wafatnya

Beliau wafat memperoleh (Insya Allah) ke-syahid-an pada awal bulan Shafar 1423 H dalam usia 33 tahun akibat racun surat yang dibawakan oleh seorang kurir musuh. Sumber lain mengatakan bahwa makanannya mengandung racun yang ditaruh oleh seorang pengkhianat. Ternyata cara kematian ini telah ia gambarkan jauh hari sebelum ajal menjemputnya.

Rabu, 25 Mei 2011

Inilah Peta yang Tidak Diajarkan di Sekolah

Pernah tau dimana negara yang paling ramah didunia? atau negara mana aja yang memiliki payudara terindah? atau negara berpenduduk lebih cerdas dari negara lain? mungkin kalian belum tau negara mana yang memiliki alat vital paling istimewa didunia! langsung aja gan cekidot:
Peta pertama dan kedua adalah : Peta Ukuran Alat Vital di Dunia (Everyoneweb)

Quote:
dan berikutnya Peta Ukuran Payudara di Dunia
Quote:
Data lengkap disini : targetmap Peta Tingkat Kebahagiaan di Dunia
Quote:
Cek datanya disini : Forbes Peta Jejaring Sosial di Dunia
Quote:
Peta Tingkat Kecerdasan IQ di Dunia
Quote:
Data IQ : Photius Peta Fasilitas Pembangkit Tenaga Nuklir di Dunia

Aksi Penantang Maut Memotret Keindahan Kawah Gunung Yang Sedang Meletus

Berada di pinggir kawah gunung api yang sedang meletus dengan suhu mencapai 1000 C mungkin tidak pernah terbayangkan oleh kita.
Namun bagi fotografer Islandia, Skarphedinn Thrainsson, ini adalah sebuah tantangan untuk menghasilkan gambar-gambar menakjubkan dari letusan gunung Berapi.

Berikut adalah foto-foto indah hasil kerja keras penantang maut Skarphedinn Thrainsson dalam mengabadikan letusan gunung berapi dari jarak sangat dekat.
penantang maut
penantangmaut
Aksi penantang maut yang berada sangat dengat dengan kawah gunung
dare devils
Dare Devil siap meninggalkan lokasi jika kondisi tidak memungkinkan dan sangat membahayakan.
gunung meletus
lava gunung berapi
Lava gunung berpijar.
petirgunung
petirgunung
Petir gunung yang sangat indah
gunung meletusgunung meletus
Gambar indah dari peristiwa gunung meletus
aurora borealis saat gunung meletus
Aurora Borealis yang terjadi bersamaan saat gunung meletus

Selasa, 24 Mei 2011

fitnah Dajjal.


Di Zaman yang modern ini, Zaman yang sudah maju sudah banyak orang yang lalai memperhatikan soall Dajjal, Padahal Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam memperingatkan ummatnya mengenai yang satu ini sebagai fitnah yang paling dahsyat sepanjang zaman. Tidak ada fitnah yang melebihi fitnah Dajjal.

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)


Tidak ada fitnah yang melebihi fitnah Dajjal. Bahkan bisa dikatakan bahwa segenap fitnah yang pernah ada di dunia terkait dan hadir dalam rangka mengkondisikan dunia menghadapi fitnah Dajjal.

ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ

Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 22215)

Menariknya lagi, Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam telah mengisyaratkan bahwa kemunculan Dajjal untuk menebar fitnah dan kekacauan justeru bakal terjadi ketika kebanyakan manusia awam telah lalai dan tidak peduli akan Dajjal. Sedemikian rupa sehingga bila ada yang membicarakan soal Dajjal, maka mereka cenderung mentertawakannya dan menganggapnya sekedar sebagai mitos atau legenda. Demikian pula halnya dengan orang-orang pintar ketika itu. Malah para penceramah, Ustadz, da’i dan Imam di mimbar-mimbar tidak memandang perlu untuk mengangkat tema bahaya fitnah Dajjal.

لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ

“Dajjal tidak akan muncul sehingga sekalian manusia telah lupa untuk mengingatnya dan sehingga para Imam tidak lagi menyebut-nyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)
Siapakah sebenarnya Dajjal? Dan apakah ia seorang manusia anak keturunan Nabi Adam ‘alaihis-salam, ataukah ia termasuk makhluk kalangan jin atau raksasa atau apa?

Saudaraku, ada sebuah hadist yang panjang dimana di dalam hadits tersebut terungkaplah bahwa Dajjal merupakan seorang lelaki dari kalangan manusia keturunan Nabi Adam ‘alaihis-salam. Namun ia merupakan makhluk yang diberikan Allah keistimewaan tidak seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Dan di antara keistimewaan tersebut ialah bahwa ia telah hadir ke muka bumi kita ini sejak zaman Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan para sahabat. Artinya, umur Dajjal sampai saat ini telah mencapai belasan abad atau sekitar seribu empat ratusan tahun. Subhaanallah...

عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ قَيْسٍأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَخَّرَ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ ذَاتَ لَيْلَةٍ ثُمَّ خَرَجَ فَقَالَ

إِنَّهُ حَبَسَنِي حَدِيثٌ كَانَ يُحَدِّثُنِيهِ تَمِيمٌ الدَّارِيُّ

عَنْ رَجُلٍ كَانَ فِي جَزِيرَةٍ مِنْ جَزَائِرِ الْبَحْرِ

فَإِذَا أَنَا بِامْرَأَةٍ تَجُرُّ شَعْرَهَا قَالَ مَا أَنْتِ

قَالَتْ أَنَا الْجَسَّاسَةُ اذْهَبْ إِلَى ذَلِكَ الْقَصْرِ فَأَتَيْتُهُ

فَإِذَا رَجُلٌ يَجُرُّ شَعْرَهُ مُسَلْسَلٌ فِي الْأَغْلَالِ

يَنْزُو فِيمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَقُلْتُ مَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الدَّجَّالُ

خَرَجَ نَبِيُّ الْأُمِّيِّينَ بَعْدُ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ أَطَاعُوهُ أَمْ عَصَوْهُ

قُلْتُ بَلْ أَطَاعُوهُ قَالَ ذَاكَ خَيْرٌ لَهُمْ


Fatimah binti Qais berkata, "Pada suatu malam pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengakhirkan shalat isya` yang akhir, lalu beliau keluar dan bersabda: "Sesungguhnya yang menghalangiku (untuk segera keluar) adalah kisah yang diceritakan Tamim Ad Dari kepadaku dari seorang laki-laki yang berada di sebuah pulau dari gugusan pulau-pulau. Tamim berkata, "Saat itu tiba-tiba ada seorang wanita yang berambut panjang." Tamim selanjutnya bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Jasasah. Pergilah kamu ke istana itu." Tamim berkata, "Aku pun mendatanginya, ternyata di sana ada seorang laki-laki berambut panjang yang terikat dengan sebuah rantai. Tingginya menjulang antara langit dan bumi. Aku lalu bertanya, "Siapa kamu?" Ia menjawab, "Aku adalah Dajjal. Apakah telah ada seorang Nabi buta huruf yang diutus?" Aku menjawab, "Ya." Ia kembali bertanya, "Apakah orang-orang mentaatinya atau mengingkarinya?" Aku menjawab, "Orang-orang mentaatinya." Ia berkata, "Itu yang lebih baik bagi mereka." (HR Abu Dawud 3767)

Tamim Ad Dari adalah nama seorang pelaut Nasrani yang hidup di zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ia telah mengadakan suatu pelayaran dimana ia sampai ke sebuah pulau kecil dari gugusan pulau-pulau kecil. Lalu setelah ia turun di pulau itu ia berjumpa dengan Dajjal yang dalam keadaan terikat dirantai. Dan karena begitu ketemu, Dajjal langsung menanyakan perihal Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka itulah sebabnya Tamim segera berangkat ke Madinah begitu meninggalkan pulau tadi. Dan setelah Nabi Muhammad mebenarkan soal fakta yang telah dilihat oleh Tamim, maka Tamim langsung mengucapkan dua kalimat Syahadat alias masuk Islam. Alhamdulillah.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ


"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam dan siksa kubur, dan fitnah kehidupan dan kematian, serta keburukan fitnah Masihid Dajjal." (HR Muslim 924)
sumber www.eramuslim.com
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan mengingatkan bahwa Dajjal Itbu ada.

Bidadari surga

Dalam suatu kisah yang dipaparkan Al Yafi’i dari Syeikh Abdul Wahid bin Zahid, dikatakan: Suatu hari ketika kami sedang bersiap-siap hendak berangkat perang, aku meminta beberapa teman untuk membaca sebuah ayat. Salah seorang lelaki tampil sambil membaca ayat Surah At Taubah ayat 111, yang artinya sebagai berikut : "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan sorga untuk mereka" Selesai ayat itu dibaca, seorang anak muda yang berusia 15 tahun atau lebih bangkit dari tempat duduknya. Ia mendapat harta warisan cukup besar dari ayahnya yang telah meninggal. Ia berkata:"Wahai Abdul Wahid, benarkah Allah membeli dari orang-orang mu’min diri dan harta mereka dengan sorga untuk mereka?" "Ya, benar, anak muda" kata Abdul Wahid. Anak muda itu melanjutkan:"Kalau begitu saksikanlah, bahwa diriku dan hartaku mulai sekarang aku jual dengan sorga." Anak muda itu kemudian mengeluarkan semua hartanya untuk disedekahkan bagi perjuangan. Hanya kuda dan pedangnya saja yang tidak. Sampai tiba waktu pemberangkatan pasukan, ternyata pemuda itu datang lebih awal. Dialah orang yang pertama kali kulihat. Dalam perjalanan ke medan perang pemuda itu kuperhatikan siang berpuasa dan malamnya dia bangun untuk beribadah. Dia rajin mengurus unta-unta dan kuda tunggangan pasukan serta sering menjaga kami bila sedang tidur. Sewaktu sampai di daerah Romawi dan kami sedang mengatur siasat pertempuran, tiba-tiba dia maju ke depan medan dan berteriak:"Hai, aku ingin segera bertemu dengan Ainul Mardhiyah . ." Kami menduga dia mulai ragu dan pikirannya kacau, kudekati dan kutanyakan siapakah Ainul Mardiyah itu. Ia menjawab: "Tadi sewaktu aku sedang kantuk, selintas aku bermimpi. Seseorang datang kepadaku seraya berkata: "Pergilah kepada Ainul Mardiyah." Ia juga mengajakku memasuki taman yang di bawahnya terdapat sungai dengan air yang jernih dan dipinggirnya nampak para bidadari duduk berhias dengan mengenakan perhiasan-perhiasan yang indah. Manakala melihat kedatanganku , mereka bergembira seraya berkata: "Inilah suami Ainul Mardhiyah . . . . ." "Assalamu’alaikum" kataku bersalam kepada mereka. "Adakah di antara kalian yang bernama Ainul Mardhiyah?" Mereka menjawab salamku dan berkata: "Tidak, kami ini adalah pembantunya. Teruskanlah langkahmu" Beberapa kali aku sampai pada taman-taman yang lebih indah dengan bidadari yang lebih cantik, tapi jawaban mereka sama, mereka adalah pembantunya dan menyuruh aku meneruskan langkah. Akhirnya aku sampai pada kemah yang terbuat dari mutiara berwarna putih. Di pintu kemah terdapat seorang bidadari yang sewaktu melihat kehadiranku dia nampak sangat gembira dan memanggil-manggil yang ada di dalam: "Hai Ainul Mardhiyah, ini suamimu datang . ..." Ketika aku dipersilahkan masuk kulihat bidadari yang sangat cantik duduk di atas sofa emas yang ditaburi permata dan yaqut. Waktu aku mendekat dia berkata: "Bersabarlah, kamu belum diijinkan lebih dekat kepadaku, karena ruh kehidupan dunia masih ada dalam dirimu." Anak muda melanjutkan kisah mimpinya: "Lalu aku terbangun, wahai Abdul Hamid. Aku tidak sabar lagi menanti terlalu lama". Belum lagi percakapan kami selesai, tiba-tiba sekelompok pasukan musuh terdiri sembilan orang menyerbu kami. Pemuda itu segera bangkit dan melabrak mereka. Selesai pertempuran aku mencoba meneliti, kulihat anak muda itu penuh luka ditubuhnya dan berlumuran darah. Ia nampak tersenyum gembira, senyum penuh kebahagiaan, hingga ruhnya berpisah dari badannya untuk meninggalkan dunia.

Menuju Rumahku, Surgaku

Memiliki keluarga sakinah adalah keinginan dan dambaan setiap manusia. Keluarga sakinah adalah anugerah ALLAH kepada setiap hamba yang di ridhoi-NYA.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, kita harus meniti jalan yang telah diridhoi oleh ALLAH SWT, bersungguh sungguh dan bersabar dalam meniti jalan itu, karena amat banyak orang yang tidak kuat dan sanggup menjalaninya.
Sebelum kita mengenal jalan itu, perlu saya sampaikan sedikit masalah yang berkenaan dengan bahasan kita saat ini, yaitu BAITI JANNATI (RUMAHKU SURGAKU).
Dalam kamus bahasa arab, “al-bait” disebut juga “al-maskan
Al-Bait : Bangunan dan tempat berpadunya suami istri.
Al- Maskan : Tempat mendapatkan ketenangan bagi suami dan istri.
Al-Jannah : kebun yang banyak pepohonannya.
Huruf “yaa” dibelakang kata kata “bait” sebagai dhamhir pengganti menunjukan kepada saya atau aku.
Secara harfiah “baiti jannati” berarti bangunan rumahku yang menjadi tamanku, yaitu rumah yang menyejukkan dan membuat penghuninya merasa tenang dan nyaman didalamnya seperti ketenangan didalam sebuah taman yang indah.
Ketenangan dan kenyamanan yang berkenaan dengan rumah dapat dilihat dari bangunan fisik dan nonfisik (spiritual).
Fisik bangunan dapat melindungi penghuninya dari terpaan angin, hujan, dan menutupi aib aib dirinya dari penglihatan orang lain. Dapat terjaga kehormatan diri, harta, dan agama penghuninya.
Bahkan, rumah menjadi prestise seseorang. Bangunan rumah tidak mesti bagus dan mentereng, sebab kemewahan bukanlah ukuran kebaikan seorang muslim. Bukan juga rumah dengan nuansa surga tetapi isinya banyak setan setan yang menempatinya.
Cukuplah bangunan sederhana yang dapat mencukupi untuk menjaga penghuninya dari pengaruh pengaruh buruk yang datang dari luar.
Dan bagi pasangan muda yang baru menikah dan belum memiliki rumah, cukup mencari kontrakan dengan lingkungan yang kondusif bagi mereka dan anak anaknya kelak.
Nonfisik (spiritual). Rumah tersebut hanya di diami oleh manusia dan tidak ada mahluk lain yang turut tinggal dirumah itu. Jauh dari keributan dan pertikaian. Anggota keluarganya memiliki “ghirah” yang sama dalam menegakkan syariat. Suami dan istri adalah pasanagan yang mengarahkan ketaatan anak anaknya kepada ALLAH SWT. Dihidupkan dalam rumah mereka ibadah shalat malam, membaca AL-QUR’AN, shalat berjamaa’ah, silaturrahim antar tetangga, tidak ada gambar gambar mahluk hidup, tidak ada patung patung, dan selalu mengundang keberkahan dengan mempertahankan nilai nilai keislaman. Dalam mencari kesegaran, mereka mengasyikakan diri dengan membaca AL-QUR’AN dan tidak memakai musik atau media media jahiliyah.
Inilah gambaran rumah yang menjadi surga bagi penghuninya. Memang agak sulit untuk diterima bagi mereka yang belum membiasakan diri dengan mengamalkan syariat. Tetapi kesulitan bukanlah sebuah modus untuk tidak dapat mewujudkannya, bahkan ia menjadi motivasi bagi orang yang merindukan ketenangan dalam bimbingan ALLAH SWT.
Dalam ilmu pendidikan, kita dapat mengetahui faktor faktor yang mendukung terciptanya pendidikan yang baik dan tepat sasaran adalah rumah yang baik, lingkungan yang baik, dan sekolah yang baik. ketiganya harus sepadan dalam misi dan visi.
Rumah yang baik memiliki substansi terdiri dari orang tua yang baik, keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana mendidik anak dan mengatur kehidupan mereka.
Dengan memiliki fikrah yang sama INSYA ALLAH, kedua orang tua mengerti bagaimana dan kemana arah tujuan pendidikan yang akan mereka terapkan, karena mereka bukanlah orang tua korban globalisasi yang membolehkan segala sesuatu merasuki kehidupan anak anaknya. Rumah menjadi pondasi awal dalam pendidikan agama bagi anak anaknya. Oleh karena itu, dalam mencari tempat tinggal, orang tua harus memperhatikan keselamatan masa depan untuk anak anaknya dan mempertimbangkan tetangga kanan kirinya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membangun rumah. Setidak tidaknya, agama menjadi pertimbangan inti yang tidak boleh dihilangkan.
Sekolah yang baik adalah sekolah yang mengajarkan kebaikan bagi anak anak dan membuat mereka cerdas dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Sebab, sekolah adalah sarana pembantu bagi orang tua yang tidak bisa memberikan pendidikan bagi anak anaknya. Orang tua harus mencarikan sekolah bagi anak anaknya, sekolah yang menjadikan anak anaknya baik dan cerdas. Mengapa demikian? Karena dunia ini hancur oleh orang orang yang cerdas tetapi tidak memiliki kebaikan (agama). dan orang orang baik bila tidak tidak memiliki kecerdasan akan mudah tertipu oleh virus globalisasi.
Sekolah adalah sarana yang dapat membantu orang tua dalam mendidik anak anaknya. Karena pada dasarnya kewajiban mendidik anak ada pada orang tua. Sebagaimana sabda RASULULLAH SAW: “Bahwa setiap anak yang terlahir itu dalam keadaan fitrah, tetapi ibu bapaknyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani, atau majusi”.
Lingkungan yang baik adalah linghkungan yang kondusif sejalan dengan misi pendidikan. Bila kita tidak mendaptkan lingkungan yang baik, kita harus mencari terlebih dahulu, karena RASULULLAH SAW mengajarkan “Al-jar qablad dar” (Lihatlah tetanggamu sebelum membangun rumah). Dan bila memang belum ada lingkungan yang baik, maka warga dan kepala kampung harus membentuk lingkungan tersebut agar mereka tidak mendapatkan azab ALLAH lantaran ketidak amanahan mereka. “Kullukum ra’in wa kullukum mas ‘ulun ‘an ra’iyyatihi”.
Ada pun tahapan tahapan pembentukan “baiti jannati” adalah sebagi berikut:
1.Mencari pasangan hidup yang baik.
Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: Kecantikannya, keturunannya, kekayaannya dan agamanya. Barang siapa menikahi karena agama, tidak akan merugi selamanya. Islam menitik beratkan pada agama sebagai sumber kebaikan. Karena kecantikan akan memudar, keturunan akan luntur, kekayaan akan hancur dan agama tetap tegar. Akan tetapi sebagai manusia biasa kita memang tidak bisa menafikan kecenderungan fitrah bahwa kecantikan atau ketampanan membuat indah dipandang, keturunan baik menjadikan seseorang memliki kekuatan, kekayaan memudahkan segala urusan, dan agama adalah penentu segalanya.
Bila kita membuat pertanyaan dengan rumusan umum W5+H (What, When, Where, Who, Why, and How), kita akan mudah mencari calon istri yang shalehah sebagai berikut:
What : Wanita shalehah adalah wanita yang menjaga kehormatannya.
When : Wanita shalehah akan lahir dari keluarga yang saleh dan ia akan ada bila pasangannya saleh.
Where : Wanita shalehah tinggal didalam rumah dan tidak “keluyuran”.
Why : Wanita shaleha adalah anugerah yang ia dapati dengan kebaikan.
Who : Wanita shalehah adalah praktisi syariat.
How : Wanita shalehah akan menyiapkan generasi yang baik.
2.Khitbah
Melamar seorang gadis dengan beberapa ketentuan yang disetujui oleh syariat.
Khitbah atau lamaran bukanlah penghalalan hubungan dua anak manusia, ia hanya ikatan “kontrak” sementara waktu dan akan habis masanya jika sudah menikah atau ditinggalkan oleh lelaki.
Pada masa khitbah, seorang perempuan haram menerima khitbah dari orang lain kecuali dengan adanya PHK (pemutusan Hubungan Khitbah) yang ma’ruf.
Pada masa ini pula, hubungan kedua orang tidak boleh menyalahi syariat seperti jalan berdua dan berkhalwat.
Pelaksanaan khitbah biasanya dengan menghadirkan kedua orang tua atau keluarga yang akan menikah. Hal itu mesti dilakukan agar orang tua sang perempuan merasa tentram karena ia mengenal kepada siapa ia akan menyerahkan puterinya bila ia menerima khitbah tersebut.
Namun, yang harus kita perhatikan bahwa janganlah proses khitbah ini menjadi sesuatu yang menyulitkan bagi pelamar, seperti harus menyiapkan harta yang banyak bila ingin diterima khitbahnya, dan agar keluarga perempuan tidak malu dengan para tetangga.
3.Nikah dan walimah.
Seorang lelaki harus siap dengan beban yang akan ia keluarkan dalm pernikahan. ia harus mempersiapakan mahar sebagai syarat dalam pernikahan serta biaya lainnya yang tidak di atur oleh syariat. Kesemuanya bisa didapat dengan usaha sendiri atau bantuan dari sponsor seperti orang tua, yayasan, perusahaan dan lain sebagainya yang memiliki ghirah untuk menjalankan syariat
Syariat syahnya pernikahan adalah adanya calon mempelai laki laki dan perempuan, wali perempuan, dua orang saksi, mahar dan ijab.
Pada saat pernikahan, tidak boleh disandingkan antara perempuan dan laki laki. Cukuplah mempelai laki laki menghadap kepada wali dari perempuan karena hubungan mereka belum halal.
Penyerahan mahar dilakukan setelah ijab qabul dan pengantin pria bisa memegang kepala dari mempelai perempuan serta membaca do’a perlindungan yang di ajarkan oleh RASULULLAH SAW.
Walimah berfungsi untuk menyebarkan berita kepada tetangga, kerabat dan handai taulan. Hendaklah dijaga tata cara islam dalam pelaksanaan walimah tersebut seperti tidak adanya “ikhtilath” antara tamu undangan lelaki dan perempuan yang menyebabkan suasana “tabarruj” dan berbangga bangga antara tamu yang hadir.
4.Pasca pernikahan.
Setelah pernikah dilakukan, segala hubungan yang semula haram kini menjadi halal dan kedua pasangan hendaknya menjadi pelindung bagi yang lainnya.
Seorang lelaki hendaknya tinggal dirumah perempuan selama 7 hari jika ia seorang perawan dan 3 hari jika ia seorang janda. Selanjutnya, kehidupan berjalan dengan sesuai kadarnya, seorang lelaki harus mencarikan istrinya nafkah yang halal agar menjadi darah yang baik dan mempersiapkan anak yang baik yang bebas dari hal yang diharamkan agama.
kebiasaan wanita salaf jika mereka mendapati suaminya hendak keluar rumah untuk bekerja, mereka berpesan, ” Selamat bekerja suamiku, kami rela dalam kelaparan dan kehausan asalkan tidak memakan dari hasil yang diharamkan..”.
5.Masa kehamilan.
Seorang perempuan hendaknya banyak bersyukur kepada ALLAH atas anugerah yang diterimanya, dan seorang suami makin mendekatkan diri kepada ALLAH agar janin yang dikandung istrinya mendapatkan ketentuan yang terbaik dari ALLAH.
Perlu diperhatikan, sesungguhnya takdir ALLAH adalah baik. Hanya saja, terkadang manusia memandang suatu kebaikan sebagi sebuah keburukan, karena kebaikan yang ada dihadapannya itu bertentangan dengan hati nurani dan akal sehatnya.
Hendaknya seorang istri memperhatikan makanan dan minuman yang masuk kedalam perutnya yang akan memberikan pengaruh pada janin dalam kandungannya.
Makanan dan minuman hendaknya memiliki syarat 4 sehat 5 sempurna 6 halal 7 thayyib.
6.Masa kelahiran.
Masa kelahiran adalah sebuah keindahan yang tak tergambarkan. Inilah saatnya orang tua lebih banyak bersyukur kepada ALLAH dan membuktikan rasa syukurnya dengan melaksanakan aqiqah pada hari ketujuh, tugas yang dilakukan oleh orang tua selanjutnya adalah mencukur rambut hingga botak dan memberikan nama yang baik untuk anaknya. Selanjutnya orang tua harus tetap sadar bahwa anak adalah amanah ALLAH yang akan dimintai pertanggung jawaban.
Anak yang dilahirkan dalam keluarga dan lingkungan yang baik, INSYA ALLAH, akan mudah menerima kebaikan dan kebenaran yang datang dari ALLAH dan RASUL-NYA.
Karena itu, setiap orang tua hendaknya bersungguh sungguh ketika mereka menempatkan keluarga dan anak anaknya.
Inilah langkah langkah yang saya usulkan agar dapat terbinanya sebuah rumah tangga yang diberkati oleh ALLAH SWT.
Rumah yang tidak pernah kehilangan dzikir dan yang dihuni oleh calon penduduk syurga, INSYA ALLAH..

Cinta Alam Semesta


Sesungguhnya..
Tak pernah pencinta mencari tanpa dicari pula oleh kekasihnya
Apabila kilat cinta telah membakar hati yang ini
Ketahuilah bahwa di hati yang itu pun cinta telah bersemayam penuh gelora.
Apabila cinta Tuhan telah membara di relung hatimu
Pastilah DIA telah mencintaimu.
Tiadalah suara tepukan terdengar hanya dari sebelah tangan
Hikmah Tuhan dalam takdir dan hukum yang menjadikan kita saling mencinta
Oleh karena itulah setiap bagian dari dunia diberi pasangan.
Di mata orang bijak
Langit adalah laki-laki dan Bumi perempuan
Bumi memupuk seluruh yang telah Langit turunkan
Apabila Bumi kekurangan Panas
Langit mengirimkannya
Jika ia kehilangan embun dan kesegaran
Langit memulihkannya
Langit berkeliling
Laksana seorang suami yang mencari nafkah demi isterinya
Sedangkan Bumi sibuk mengurus rumah tangganya
Ia merawat yang lahir dan menyusui apa yang telah ia lahirkan.
Pandanglah Bumi dan Langit sebagai makhluk yang dikaruniai kecerdasan
Karena mereka melakukan pekerjaan makhluk yang berakal-pikiran
Jikalau pasangan ini tidak merasakan Kebahagiaan dari satu dengan yang lainnya
Mengapa mereka melangkah bersama laksana sepasang kekasih yang saling mencinta?
Tanpa Bumi
Bagaimana bunga dan pepohonan akan tumbuh?
Lalu, air dan panas Langit akan menghasilkan apa?
Karena Tuhan meletakkan gairah dalam diri pria dan wanita lewat persatuannya dunia terselamatkan
Maka Dia menanamkan gairah ke dalam setiap jenis makhluk demi jenis makhluk yang lain.
Secara lahir Siang dan Malam saling bertentangan
Namun keduanya saling membantu demi satu tujuan
Masing-masing saling mencinta demi kesempurnaan pekerjaan mereka yang saling membutuhkan
Tanpa Malam, watak Manusia takkan menerima penghasilan
Sehingga takkan ada Siang guna dibelanjakan
Jiwa berkata kepada tubuh, “Pengasinganku lebih pahit daripadamu, aku adalah penghuni Surga.”
Tubuh menginginkan tumbuh-tumbuhan hijau dan siraman air
Karena ia berasal daripadanya
Jiwa menginginkan Kehidupan dan Tuhan Yang Maha Hidup
Karena ia berasal dari jiwa Yang Tak Terhingga
Hasrat jiwa adalah pendakian dan keagungan
Hasrat tubuh adalah harta dan kepuasan
Dan Yang Maha Luhur itu menginginkan dan mencintai jiwa
Perhatikan ayat “Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-NYA.”
Pokonya ialah bila seseorang mencari
Jiwa yang dicarinya pun menginginkannya
Namun kalau gairah pencinta membuatnya kurus-kering
Maka gairah dari yang dicinta akan membuatnya indah dan semakin mempesona.
Cinta, yang membuat pipi sang kekasih semakin merekah
Memakan jiwa sang pencinta.
Ambar mencintai jerami kelihatanya tak menghasratkan apa-apa
Sementara jerami berjuang untuk dapat melangkah maju di jalan yang panjang.

Senin, 23 Mei 2011

Nabi Muhammad Jadi Trending Topic di Situs Microblogging Twitter .

Penduduk Twitter di dunia sepanjang hari ini berkicau tentang Nabi Muhammad. Sampai pukul 19.00 WIB, pembawa ajaran Islam itu menjadi topik utama dunia atau trending topic worldwide.

Sule, komedian ternama Indonesia pun tak ketinggalan berkomentar terkait panutannya itu. "Nabi Muhammad SAW on TT now. i'm proud to be muslim,"begitu kicauan pemilik akun @SuleOnline yang memiliki sekitar 53 ribu pengikut ini.

Kicauan lain datang dari Vynka Bachtiar. "I LOVE Nabi Muhammad SAW,"katanya singkat lewat akun @princess_vynera.

Muhammad bin ‘Abdullāh lahir pada 12 Rabiul Awal di Kota Mekah. Pada usia 40 tahun, beliau menjadi rosul.

Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.

Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi.

Muhammad berhasil memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

Ahmad Azmey Tokoh Guru Pahang


Pengarah Pendidikan dan Latihan Felda, Datuk Ahmad Azmey Abu Talib (gambar) dinobatkan sebagai Tokoh Guru Pahang sempena sambutan Hari Guru tahun ini.

Anak kelahiran Kampung Benta, Langgar, Pekan, berusia 60 tahun itu, merupakan bekas Pengarah Pelajaran Pahang pada 2004. Katanya, anugerah itu sebagai penghargaan ke atasnya yang masih meneruskan sumbangan dalam bidang pendidikan walaupun bersara empat tahun lalu.

"Saya tidak menyangka akan dipilih sebagai tokoh guru kerana masih ramai guru berpengalaman dan sumbangan mereka berbanding saya. Bagaimanapun, saya bersyukur dan akan terus memberikan sumbangan dalam memajukan sistem pendidikan negara ini," katanya kepada pemberita pada sambutan Hari Guru peringkat negeri, di sini semalam.

Majlis yang dirasmikan Menteri Besar, Datuk Seri Adnan Yaakob itu turut dihadiri Ahli Parlimen Bera, Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob dan Pengarah Pelajaran Pahang, Datuk Mazlan Mohamad.

Dalam pada itu, Ahmad Azmey turut menasihatkan para guru supaya menjalankan amanah yang dipertanggungjawabkan dengan penuh keikhlasan.

"Bukan ganjaran yang diharapkan, tetapi keikhlasan diperlukan dalam mendidik anak bangsa dan mereka akan merasai nikmatnya atau kepuasan apabila anak didik mengecapi kejayaan," katanya.

model lukisan "Monalisa" Ternya adalah Seorang Laki-Laki !

Pecinta seni selama berabad-abat terus berdebat soal senyum di wajah perempuan lukisan Leonardo da Vinci, Mona Lisa. Muncul dugaan tokoh lukisan itu adalah pria.





Seorang ahli sejarah mengklaim model dalam karya Leonardo da Vinci adalah pria yang gemar merenung bernama Gian Giacomo Caprotti. Hidung dan mulut Caprotti memiliki kesamaan mencolok dengan Mona Lisa. Caprotti dikenal pula bernama Salai.


Silvana Vinceti, peneliti yang menganalisis lukisan menggunakan teknik pembesaran gambar mengklaim tanda ‘S’ di mata model menjadi penanda untuk Salai. Beberapa karya Leonardo seperti St John the Baptist dan Angel Incarnate berdasarkan keberadaan Salai.


Vinceti, presiden Komite Nasional Warisan Budaya Italia, mengatakan lukisan itu menggambarkan pria muda yang langsing, tampak seperti perempuan, berambut ikal pirang dan panjang serta raut wajah mirip Mona Lisa.


“Salai adalah model favorit Leonardo. Sebab itulah Leonardo memasukkan karakteristik Salai dalam versi terakhir Mona Lisa.”


Salai magang di tempat Leonardo da Vinci selama lebih dari dua dekade sejak 1490. Bahkan, dikabarkan keduanya menjalin cinta. Sebelumnya, beberapa ahli mengklaim lukisan Leonardo yang menakjubkan ini merupakan potret diri.



http://www.nydailynews.com/img/2011/02/04/450x283-alg_mona_lisa.jpg

Minggu, 22 Mei 2011

Kisah spiritual anak kecil yang memeluk islam (bocah amrik)

Kisah spiritual anak kecil yang memeluk islam hanya karena dia baca mengenai buku Islam, setelah sebelumnya orang tuanya memberinya semua buku semua agama yang ada di dunia, Orang tua mutusin agar anaknya sendiri yang memilih agamanya.
Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.

Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.

Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”

Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.

Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”

Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”

Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.

Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.

Wartawan bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”

Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.

”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan

Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.

”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.

Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.

Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.

Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”

Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”

”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.

“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad

Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.

Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”

”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”

“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan

Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”

”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”

Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”

”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”

”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad

Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.

Subhanallah

Sejarah Korupsi di Indonesia

Tarian Koruptor Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Sejarawan di Indonesia umumnya kurang tertarik memfokuskan kajiannya pada sejarah ekonomi, khususnya seputar korupsi yang berkaitan dengan kekuasaan yang dilakukan oleh para bangsawan kerajaan, kesultanan, pegawai Belanda (Amtenaren dan Binenland Bestuur) maupun pemerintah Hindia Belanda sendiri.
Sejarawan lebih tertarik pada pengkajian sejarah politik dan sosial, padahal dampak yang ditimbulkan dari aspek sejarah ekonomi itu, khususnya dalam “budaya korupsi” yang sudah mendarah daging mampu mempengaruhi bahkan merubah peta perpolitikan, baik dalam skala lokal yaitu lingkup kerajaan yang bersangkutan maupun skala besar yaitu sistem dan pola pemerintahan di Nusantara ini. Sistem dan pola itu dengan kuat mengajarkan “perilaku curang, culas, uncivilian, amoral, oportunis dan lain-lain” dan banyak menimbulkan tragedi yang teramat dahsyat.
Era Sebelum Indonesia Merdeka
Sejarah sebelum Indonesia merdeka sudah diwarnai oleh “budaya-tradisi korupsi” yang tiada henti karena didorong oleh motif kekuasaan, kekayaan dan wanita. Kita dapat menyirnak bagaimana tradisi korupsi berjalin berkelin dan dengan perebutan kekusaan di Kerajaan Singosari (sampai tujuh keturunan saling membalas dendam berebut kekusaan: Anusopati-Tohjoyo-Ranggawuni-Mahesa Wongateleng dan seterusnya), Majapahit (pemberontakan Kuti, Narnbi, Suro dan lain-lain), Demak (Joko Tingkir dengan Haryo Penangsang), Banten (Sultan Haji merebut tahta dari ayahnya, Sultan Ageng Tirtoyoso), perlawanan rakyat terhadap Belanda dan seterusnya sampai terjadfnya beberapa kali peralihan kekuasaan di Nusantara telah mewarnai Sejarah Korupsi dan Kekuasaan di Indonesia.
Umumnya para Sejarawan Indonesia belum mengkaji sebab ekonomi mengapa mereka saling berebut kekuasaan. Secara politik memang telah lebih luas dibahas, namun motif ekonomi – memperkaya pribadi dan keluarga diantara kaum bangsawan – belum nampak di permukaan “Wajah Sejarah Indonesia”.
Sebenarnya kehancuran kerajaan-kerajaan besar (Sriwijaya, Majapahit dan Mataram) adalah karena perilaku korup dari sebagian besar para bangsawannya. Sriwijaya diketahui berakhir karena tidak adanya pengganti atau penerus kerajaan sepeninggal Bala-putra Dewa. Majapahit diketahui hancur karena adanya perang saudara (perang paregreg) sepeninggal Maha Patih Gajah Mada. Sedangkan Mataram lemah dan semakin tidak punya gigi karena dipecah belah dan dipreteli gigi taringnya oleh Belanda.
Pada tahun 1755 dengan Perjanjian Giyanti, VOC rnemecah Mataram menjadi dua kekuasaan yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Kemudian tahun 1757/1758 VOC memecah Kasunanan Surakarta menjadi dua daerah kekuasaan yaitu Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Baru pada beberapa tahun kemudian Kasultanan Yogyakarta juga dibagi dua menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman.
Benar bahwa penyebab pecah dan lemahnya Mataram lebih dikenal karena faktor intervensi dari luar, yaitu campur tangan VOC di lingkungan Kerajaan Mataram. Namun apakah sudah adayang meneliti bahwa penyebab utama mudahnya bangsa asing (Belanda) mampu menjajah Indonesia sekitar 350 tahun (versi Sejarah Nasional?), lebih karena perilaku elit bangsawan yang korup, lebih suka memperkaya pribadi dan keluarga, kurang mengutamakan aspek pendidikan moral, kurang memperhatikan “character building”, mengabaikan hukum apalagi demokrasi Terlebih lagi sebagian besar penduduk di Nusantara tergolong miskin, mudah dihasut provokasi atau mudah termakan isu dan yang lebih parah mudah diadu domba.
Belanda memahami betul akar “budaya korup” yang tumbuh subur pada bangsa Indonesia, maka melalui politik “Devide et Impera” mereka dengan mudah menaklukkan Nusantara! Namun, bagaimanapun juga Sejarah Nusantara dengan adanya intervensi dan penetrasi Barat, rupanya tidak jauh lebih parah dan penuh tindak kecurangan, perebutan kekuasaan yang tiada berakhir, serta “berintegrasi’ seperti sekarang. Gelaja korupsi dan penyimpangan kekusaan pada waktu itu masih didominasi oleh kalangan bangsawan, sultan dan raja, sedangkan rakyat kecil nyaris “belum mengenal” atau belum memahaminya.
Perilaku “korup” bukan hanya didominasi oleh masyarakat Nusantara saja, rupanya orang-orang Portugis, Spanyol dan Belanda pun gemar “mengkorup” harta-harta Korpsnya, institusi atau pemerintahannya. Kita pun tahu kalau penyebab hancur dan runtuhnya VOC juga karena korupsi. Lebih dari 200 orang pengumpul Liverantie dan Contingenten di Batavia kedapatan korup dan dipulangkan ke negeri Belanda. Lebih dari ratusan bahkan kalau diperkirakan termasuk yang belum diketahui oleh pimpinan Belanda hampir mencapai ribuan orang Belanda juga gemar korup.
Dalam buku History of Java karya Thomas Stanford Raffles (Gubernur Jenderal Inggris yang memerintah Pulau Jawa tahun 1811-1816), terbit pertama tahun 1816 mendapat sambutan yang “luar biasa” baik di kalangan bangsawan lokal atau pribumi Jawa maupun bangsa Barat. Buku tersebut sangat luas memaparkan aspek budaya meliputi situasi geografi, nama-nama daerah, pelabuhan, gunung, sungai, danau, iklim, kandungan mineral, flora dan fauna, karakter dan komposisi penduduk, pengaruh budaya asing dan lain-lain.
Hal menarik dalam buku itu adalah pembahasan seputar karakter penduduk Jawa. Penduduk Jawa digambarkan sangat “nrimo” atau pasrah terhadap keadaan. Namun, di pihak lain, mempunyai keinginan untuk lebih dihargai oleh orang lain. Tidak terus terang, suka menyembunyikan persoalan, dan termasuk mengambil sesuatu keuntungan atau kesempatan di kala orang lain tidak mengetahui.
Hal rnenarik lainnya adalah adanya bangsawan yang gemar menumpuk harta, memelihara sanak (abdi dalem) yang pada umumnya abdi dalem lebih suka mendapat atau mencari perhatian majikannya. Akibatnya, abdi dalem lebih suka mencari muka atau berperilaku oportunis. Dalam kalangan elit kerajaan, raja lebih suka disanjung, dihorrnati, dihargai dan tidak suka menerima kritik dan saran. Kritik dan saran yang disarnpaikan di muka umum lebih dipandang sebagai tantangan atau perlawanan terhadap kekuasaannya. Oleh karena itu budaya kekuasaan di Nusantara (khususnya Jawa) cenderung otoriter. Daiam aspek ekonomi, raja dan lingkaran kaum bangsawan mendominasi sumber-sumber ekonomi di masyarakat. Rakyat umumnya “dibiarkan” miskin, tertindas, tunduk dan harus menuruti apa kata, kemauan atau kehendak “penguasa”.
Budaya yang sangat tertutup dan penuh “keculasan” itu turut menyuburkan “budaya korupsi” di Nusantara. Tidak jarang abdi dalem juga melakukan “korup” dalam mengambil “upeti” (pajak) dari rakyat yang akan diserahkan kepada Demang (Lurah) selanjutnya oleh Demang akan diserahkan kepada Turnenggung. Abdidalem di Katemenggungan setingkat kabupaten atau propinsi juga mengkorup (walaupun sedikit) harta yang akan diserahkan kepada Raja atau Sultan.
Alasan mereka dapat mengkorup, karena satuan hitung belum ada yang standar, di samping rincian barang-barang yang pantas dikenai pajak juga masih kabur. Sebagai contoh, upeti dikenakan untuk hasil-hasil pertanian seperti Kelapa, Padi, dn Kopi. Namun ukuran dan standar upeti di beberapa daerah juga berbeda-beda baik satuan barang, volume dan beratnya, apalagi harganya. Beberapa alasan itulah yang mendorong atau menye-babkan para pengumpul pajak cenderung berperilaku “memaksa” rakyat kecil, di pihak lain menambah “beban” kewajiban rakyat terhadap jenis atau volume komoditi yang harus diserahkan.
Kebiasaan mengambil “upeti” dari rakyat kecil yang dilakukan oleh Raja Jawa ditiru oleh Belanda ketika menguasai Nusantara (1800 – 1942) minus Zaman Inggris (1811 – 1816), Akibat kebijakan itulah banyak terjadi perlawanan-perlawanan rakyat terhadap Belanda. Sebut saja misalnya perlawanan Diponegoro (1825 -1830), Imam Bonjol (1821 – 1837), Aceh (1873 – 1904) dan lain-lain. Namun, yang lebih menyedihkan lagi yaitu penindasan atas penduduk pribumi (rakyat Indonesia yang terjajah) juga dilakukan oleh bangsa Indonesia sendiri. Sebut saja misalnya kasus penyelewengan pada pelaksanaan Sistem “Cuituur Stelsel (CS)” yang secara harfiah berarti Sistem Pembudayaan. Walaupun tujuan utama sistem itu adalah membudayakan tanaman produktif di masyarakat agar hasilnya mampu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memberi kontribusi ke kas Belanda, namun kenyataannya justru sangat memprihatinkan.
Isi peraturan (teori atau bunyi hukumnya) dalam CS sebenarnya sangat “manusiawi” dan sangat “beradab”, namun pelaksanaan atau praktiknyalah yang sangat tidak manusiawi, mirip Dwang Stelsel (DS), yang artinya “Sistem Pemaksaan”. Itu sebabnya mengapa sebagian besar pengajar, guru atau dosen sejarah di Indonesia mengganti sebutan CS menjadi DS. mengganti ungkapan “Sistem Pembudayaan” menjadi “Tanam Paksa”.
Era Pasca Kemerdekaan
Pada era di bawah kepemimpinan Soekarno, tercatat sudah dua kali dibentuk Badan Pemberantasan Korupsi – Paran dan Operasi Budhi – namun ternyata pemerintah pada waktu itu setengah hati menjalankannya. Paran, singkatan dari Panitia Retooling Aparatur Negara dibentuk berdasarkan Undang-undang Keadaan Bahaya, dipimpin oleh Abdul Haris Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota yakni Prof M Yamin dan Roeslan Abdulgani.
Salah satu tugas Paran saat itu adalah agar para pejabat pemerintah diharuskan mengisi formulir yang disediakan – istilah sekarang : daftar kekayaan pejabat negara. Dalam perkembangannya kemudian ternyata kewajiban pengisian formulir tersebut mendapat reaksi keras dari para pejabat. Mereka berdalih agar formulir itu tidak diserahkan kepada Paran tetapi langsung kepada Presiden.
Usaha Paran akhirnya mengalami deadlock karena kebanyakan pejabat berlindung di balik Presiden. Di sisi lain, karena pergolakan di daerah-daerah sedang memanas sehingga tugas Paran akhirnya diserahkan kembali kepada pemerintah (Kabinet Juanda).
Tahun 1963 melalui Keputusan Presiden No 275 Tahun 1963, upaya pemberantasan korupsi kembali digalakkan. Nasution yang saat itu menjabat sebagai Menkohankam/Kasab ditunjuk kembali sebagai ketua dibantu oleh Wiryono Prodjodikusumo. Tugas mereka lebih berat, yaitu meneruskan kasus-kasus korupsi ke meja pengadilan.
Lembaga ini di kemudian hah dikenal dengan istilah “Operasi Budhi”. Sasarannya adalah perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang dianggap rawan praktik korupsi dan kolusi. Operasi Budhi ternyata juga mengalami hambatan. Misalnya, untuk menghindari pemeriksaan, Dirut Pertamina mengajukan permohonan kepada Presiden untuk menjalankan tugas ke luar negeri, sementara direksi yang lain menolak diperiksa dengan dalih belum mendapat izin dari atasan.
Dalam kurun waktu 3 bulan sejak Operasi Budhi dijalankan, keuangan negara dapat diselamatkan sebesar kurang lebih Rp 11 miliar, jumlah yang cukup signifikan untuk kurun waktu itu. Karena dianggap mengganggu prestise Presiden, akhirnya Operasi Budhi dihentikan. Menurut Soebandrio dalam suatu pertemuan di Bogor, “prestise Presiden harus ditegakkan di atas semua kepentingan yang lain”.
Selang beberapa hari kemudian, Soebandrio mengumurnkan pembubaran Paran/Operasi Budhi yang kemudian diganti namanya menjadi Kotrar (Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolusi) di mana Presiden Sukarno menjadi ketuanya serta dibantu oleh Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani. Sejarah kemudian mencatat pemberantasan korupsi pada masa itu akhirnya mengalami stagnasi.
Era Orde Baru
Pada pidato kenegaraan di depan anggota DPR/MPR tanggal 16 Agustus 1967, Pj Presiden Soeharto menyalahkan rezim Orde Lama yang tidak mampu memberantas korupsi sehingga segala kebijakan ekonomi dan politik berpusat di Istana. Pidato itu memberi isyarat bahwa Soeharto bertekad untuk membasmi korupsi sampai ke akar-akarnya. Sebagai wujud dari tekad itu tak lama kemudian dibentuklah Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai Jaksa Agung.
Tahun 1970, terdorong oleh ketidak-seriusan TPK dalam memberantas korupsi seperti komitmen Soeharto, mahasiswa dan pelajar melakukan unjuk rasa memprotes keberadaan TPK. Perusahaan-perusahaan negara seperti Bulog, Pertamina, Departemen Kehutanan banyak disorot masyarakat karena dianggap sebagai sarang korupsi. Maraknya gelombang protes dan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, akhirnya ditanggapi Soeharto dengan membentuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap bersih dan berwibawa seperti Prof Johannes, IJ Kasimo, Mr Wilopo dan A Tjokroaminoto. Tugas mereka yang utama adalah membersihkan antara lain Departemen Agama, Bulog, CV Waringin, PT Mantrust, Telkom, dan Pertamina. Namun kornite ini hanya “macan ompong” karena hasil temuannya tentang dugaan korupsi di Pertamina tak direspon pemerintah.
Ketika Laksamana Sudomo diangkat sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah Opstib (Operasi Tertib) derigan tugas antara lain juga memberantas korupsi. Kebijakan ini hanya melahirkan sinisme di masyarakat. Tak lama setelah Opstib terbentuk, suatu ketika timbul perbedaan pendapat yang cukup tajam antara Sudomo dengan Nasution. Hal itu menyangkut pemilihan metode atau cara pemberantasan korupsi, Nasution berpendapat apabila ingin berhasil dalam memberantas korupsi, harus dimulai dari atas. Nasution juga menyarankan kepada Laksamana Sudomo agar memulai dari dirinya. Seiring dengan berjalannya waktu, Opstib pun hilang ditiup angin tanpa bekas sama sekali.
Era Reformasi
Jika pada masa Orde Baru dan sebelumnya “korupsi” lebih banyak dilakukan oleh kalangan elit pemerintahan, maka pada Era Reformasi hampir seluruh elemen penyelenggara negara sudah terjangkit “Virus Korupsi” yang sangat ganas. Di era pemerintahan Orde Baru, korupsi sudah membudaya sekali, kebenarannya tidak terbantahkan. Orde Baru yang bertujuan meluruskan dan melakukan koreksi total terhadap ORLA serta melaksanakan Pancasila dan DUD 1945 secara murni dan konsekwen, namun yang terjadi justru Orde Baru lama-lama rnenjadi Orde Lama juga dan Pancasila maupun UUD 1945 belum pernah diamalkan secara murni, kecuali secara “konkesuen” alias “kelamaan”.
Kemudian, Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman, Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK).
Badan ini dibentuk dengan Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki Darusman dan dipimpin Hakim Agung Andi Andojo, Namun di tengah semangat menggebu-gebu untuk rnemberantas korupsi dari anggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya. pemberantasan KKN.
Di samping membubarkan TGPTPK, Gus Dur juga dianggap sebagian masyarakat tidak bisa menunjukkan kepemimpinan yang dapat mendukung upaya pemberantasan korupsi. Kegemaran beliau melakukan pertemuan-pertemuan di luar agenda kepresidenan bahkan di tempat-tempat yang tidak pantas dalam kapasitasnya sebagai presiden, melahirkan kecurigaan masyarakat bahwa Gus Dur sedang melakukan proses tawar-menawar tingkat tinggi.
Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan konglomerat Sofyan Wanandi dihentikan dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki Darusman. Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate. Gus Dur lengser, Mega pun menggantikannya melalui apa yang disebut sebagai kompromi politik. Laksamana Sukardi sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan di masyarakat karena kebijaksanaannya menjual aset-aset negara.
Di masa pemerintahan Megawati pula kita rnelihat dengan kasat mata wibawa hukum semakin merosot, di mana yang menonjol adalah otoritas kekuasaan. Lihat saja betapa mudahnya konglomerat bermasalah bisa mengecoh aparat hukum dengan alasan berobat ke luar negeri. Pemberian SP3 untuk Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjamsul Nursalim, The Nien King, lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan eksekusi putusan MA, pemberian fasilitas MSAA kepada konglomerat yang utangnya macet, menjadi bukti kuat bahwa elit pemerintahan tidak serius dalam upaya memberantas korupsi, Masyarakat menilai bahwa pemerintah masih memberi perlindungan kepada para pengusaha besar yang nota bene memberi andil bagi kebangkrutan perekonomian nasional. Pemerintah semakin lama semakin kehilangan wibawa. Belakangan kasus-kasus korupsi merebak pula di sejumlah DPRD era Reformasi.
Pelajaran apa yang bisa ditarik dari uraian ini? Ternyata upaya untuk memberantas korupsi tidak semudah memba-likkan tangan. Korupsi bukan hanya menghambat proses pembangunan negara ke arah yang lebih baik, yaitu peningkatan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan rakyat. Ketidakberdayaan hukum di hadapan orang kuat, ditambah minimnya komitmen dari elit pemerintahan rnenjadi faktor penyebab mengapa KKN masih tumbuh subur di Indonesia. Semua itu karena hukum tidak sama dengan keadilan, hukum datang dari otak manusia penguasa, sedangkan keadilan datang dari hati sanubari rakyat.