''Hamparan kasihku terbentang luas menantimu di hadapan senja"
Hanya barisan kata itu yang mampu tersentuhkan jari di antara tuts kibord ini....
Seorang lelaki kurus menutup layar tulisnya,lalu beralih menatap awan...
Hhhmm,..senja yang tak terhitung lagi...
Senja menebarkan cahaya merah yang melintas di bola mata seorang anak manusia..
Sesekali angin senja berhembus lembut belaikan rambutnya....
Angin mengusik rindunya, senja menyesapkan rasa sunyi dan sepinya...
Bagai daun-daun yang telah menguning jatuh terkulai di atas rumput....
Simfoni di ujung senja itu terdengar lagi...
Sendu,dan hanya dia yang rasakan sendirian...
Kusut tak terurai,hilang tak terganti,...patah dalam kekeringan...
Cinta ini bagai terbuang,...
Meskikah aku yang membinasakan rasa ini,..atau ku biar saja ia berlalu...
Senja berangsur tenggelam...
Namun cahaya kuning yang tersisa sempat menembus di antara pepohonan....
Dan bayangan pohon-pohon itu hitam tak bergerak....
Seperti gambaran seluet hatiku...
Lelaki kurus itu kembali menyeruput cappucinonya yang tak lagi hangat...
Aroma khas mengguratkan setitik asa akan mimpi untuk menjadi bahagia...
Lalu, ia meletakkan kembali cangkir berisi cappucino tersebut di tempatnya....
Ketenangan dan kedamaian berpadu, menjadi simfoni yang sulit dimengerti....
Hidup adalah manifestasi dari sebuah keinginan, itu realitas...
Tapi manusia tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dan bisakah semua angan terwujud dalam satu kejapan...
Dan.. apakah yang akan tersisa di hadapan senja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar