KISAH 25 NABI DILENGKAPI GAMBAR (FULL VERSION)
1. Nabi Adam
2. Nabi Idris
3. Nabi Nuh
4. Nabi Hud
5. Nabi Saleh
6. Nabi Ibrahim
7. Nabi Ismail
8. Nabi Luth
9. Nabi Ishaq
10.Nabi Yakub
11.Nabi Yusuf
12.Nabi Syu'aib
13.Nabi Ayub
14.Nabi Zulkifli
15.Nabi Musa
16.Nabi Harun
17.Nabi Daud
18.Nabi Sulaiman
19.Nabi Ilyas
20.Nabi Ilyasa
21.Nabi Yunus
22.Nabi Zakaria
23.Nabi Yahya
24.Nabi Isa
25.Nabi Muhamad SAW
Penjelasan untuk Nabi Muhammad,gambar Nabi Muhammad sengaja tidak ditampilkan karena kita sudah tahu bahwa banyak orang yang tidak setuju dan khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,seperti pada zaman dulu,penyembahan patung-patung berhala,dibawah ini adalah penjelasan mengapa gambar Nabi Muhammad SAW tidak boleh digambarkan oleh siapapun:
Terbesit pertanyaan di dalam benak saya, mengapa Wajah Nabi muhammad tidak boleh digambar / divisualisasikan??..Dan ketika ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti di Denmark yang membuat karikatur Nabi Muhammad, umat muslim di seluruh dunia marah??..dibawah ini beberapa artikel yang saya dapat mengapa Nabi Muhammad SAW tidak boleh digambar / divisualisasikan :
Sebenernya Untuk seni rupa sendiri di Islam merupakan suatu ibadah bagi pemeluknya. untuk bermunajah, mengagumi ciptaannya. ini dapat dilihat dengan majunya arsitek2, kaligrafi, bahkan lukisan sekali pun. karena dalam sejarah Islam sendiri telah banyak melahirkan pelukis2 terkenal bahkan sampai saat ini.
kenapa Nabi Muhammad Salallahualaihi Wasalam. melarang umatnya melukis beliau???
ini dikarenakan agar "sejarah tidak terulang" untuk yg kesekian kalinya yg mungkin akan menimpa umatnya sehingga menjadi sesat. apakah itu?? seperti yang banyak kita ketahui...
sebagai contoh umat kristiani yang menggambar Isa AlaihiSalam (Yesus). pada mulanya mereka berniat hanya mengagumi dan mengenang kemuliaan, kebijaksanaan, dan kehebatan beliau. namun pada akhirnya umatnya tersebut terjerumus dengan mengagung2kan dan menyembah beliau dan men-Tuhan2kan beliau dengan berbagai alasan bahwa beliau anak tuhan.
katakanlah bahwa: Allah itu satu, tak beranak dan tak diperanakan,dan tak ada sesuatu apapun (dijagadraya ini) yg serupa dengan-Nya.
Contoh lainnya adalah SidarthaBudha gautama. menurut beberapa pakar Islam beliau merupakan salah satu nabi disamping 25 nabi dan rasul yg wajib diketahui. (dalam Islam nabi dan rasul yang ada mencapai ribuan orang dan bahkan lebih). namun karena Budha hanya seorang nabi dan bukan Rasul. maka ajaran ketauhidan yg didapat dari Allah hanya untuk dia sendiri dan beberapa pengikutnya.dan karena kearifan, kewelasasihan, dan kemuliaannya. banyak orang membuat patung2nya untuk diletakan dirumah mereka yg pada mulanya untuk mengenang kemuliaan beliau. sehingga akhirnya mereka pun tersesat dengan men-Tuhankan beliau.
Dan konon patung2 dewa yang banyak disembah (dlm Islam kami menyebutnya "Berhala") merupakan gambaran dari tokoh2 arif dan bijaksana zaman dulu. mungkin bahkan para nabi2 itu sendiri..bahkan Ibrahim AlaihiSalam (Abraham) kala itu menghancurkan patung2 berhala(dewa2) dan mengajak umatnya kembali kejalan Allah Azzawajala yg kemudian berhasil membawa Orangtuanya yg tersesat kembali kejalan Allah Azzawajala.
Oleh sebab itu lah, mengapa Rosulullah Muhammad Salallahualaihi Wasalam melarang umatnya melukis wajah dan rupanya yg menawan dan mulia itu. walaupun para sahabat dan pengikut beliau begitu mencintai dan mendambakan beliau. bahkan ketika beliau akan wafat beliau masih mengingatkan mereka. maka sampai saat ini pun umat Islam yang diRahmati oleh Allah Subhanahui Wala'ala tak ada satupun yang men-Tuhankan beliau rasul kami tercinta.
Rupanya sejak awal sampai sekarang memang ada kesepakatan bahwa fisik Rasulullah itu tidak boleh (bahasa normatifnya haram) digambar dan/atau dipatungkan. Pertimbangan logika yang sering dikemukakan adalah karena khawatir gambar, lukisan, atau patung beliau akan diperlakukan sebagai berhala, yang akan disembah oleh umat Islam. Selain itu, bukankah Nabi Muhammad sendiri memimpin penghan-curan 360 patung yang terdapat di Ka’bah? Padahal, konon, di antara patung-patung itu terdapat patung Nabi Ibrahim dan Ismail, yang merupakan bapak moyang beliau sendiri! Mengapa beliau tidak cenderung memuseumkan benda-benda peninggalan sejarah itu?
Rupanya di situlah, mungkin, perbedaan seorang nabi dengan para ahli sejarah. Bila para ahli sejarah cenderung mengumpulkan bukti-bukti fisik sebagai sarana analisis kebenaran kejadian sejarah, seorang nabi lebih mementingkan keselamatan risalah (= thesis) yang dibawanya. ‘Kebetulan’ dalam sistem kepercayaan orang Islam, risalah Nabi Ibrahim, Ismail, dan Muhammad dianggap ’sama’. Dus, melestarikan risalah Ibrahim dan Ismail bagi Muhammad adalah lebih penting dibandingkan dengan mengamankan bukti-bukti sejarah yang berupa patung-patung mereka, yang terbukti telah melahirkan ekses berupa pemujaan yang menyimpang itu. Tapi ingatlah bagaimana Nabi Muhammad mendepak patung-patung peninggalan Arab jahiliah itu sambil ‘mengadopsi’ ritual haji mereka menjadi bagian penting dari Rukun Islam. Mengapa? Karena, rupanya, ibadah haji itu sama sekali bukan milik Arab jahiliah tapi justru merupakan warisan Ibrahim dan Ismail, yang tujuannya telah mereka simpangkan, meski bentuk ritusnya masih dipertahankan. Anda bisa menemukan keterangan tentang hal itu dalam Al-Qurãn. Sebuah Hadits Qudsi bahkan mengungkapkan bahwa ritual haji itu juga dilakukan oleh Nabi Adam!
Peristiwa penghancuran patung-patung yang pernah dilestarikan dan dipuja di Ka’bah hanyalah sebuah contoh. Tapi dari contoh itulah bisa ditegakkan sebuah logika bahwa melukis atau mematungkan nabi memang tidak dibenarkan dalam Islam, baik demi kepentingan sejarah atau pun untuk tujuan seni belaka. Hal itu ‘diundangkan’ bukan karena fisik nabi dianggap sakral, tapi karena fisik seorang nabi sama sekali terpisah dari misinya; sementara kebanyakan manusia – apalagi yang dimabuk cinta buta – sering tidak mampu memilah. Bahkan kita – karena kurang kedewasaan, mungkin – sering terjebak dalam pesona keindahan lahiriah yang sebenarnya rapuh dan fana.
Al-Qurãn sendiri memang tidak memuat larangan itu secara langsung. Tapi jelas di situ bahkan ada larangan mengklaim Nabi Muhammad sebagai pusat keturunan. Misalnya seperti yang tersirat dari Surat Al-Ahzab ayat 40: “Muhammad itu bukan (untuk diklaim sebagai) bapak seorang lelaki di antara kalian. Dia hanyalah seorang rasul, yakni penutup dari para nabi.”
Karena beliau ‘hanya’ seorang rasul, yang akhlaknya (kepribadiannya) merupakan hasil dari didikan Allah sendiri, menurus sebuah Hadits, maka satu-satunya yang layak diketengahkan adalah misinya untuk ‘menularkan’ pendidikan ahklak itu. Dan untuk itu, umat Islam sama sekali tidak membutuhkan sebuah gambar atau patung yang diusahakan semata-mata untuk merekonstruksi sebentuk tubuh, yang secara keseluruhan pastilah tidak berbeda dari kita semua.
sehingga kami tidak tersesat seperti umat2 terdahulu yang menjadikan nabinya sendiri Tuhan.
Sudah cukup puas para pembaca atas jawabannya,selamat menikmati kisah 25 Nabi yang anda suka,blog http//:Iniblogseamee.blogspot.com menyajikan kisah dilengkapi gambar,membuat para pembaca semakin asyik disaat membaca,salam,blogger Indonesia.
1 komentar:
blog anda bagus>>>
saya ajungi jempol!!!!
dan saya hanya sekedar mampir ya sekalian blogwalking!!!
jika bernit liat blog saya kunjungin balik jja!!!!
Posting Komentar